PKN

A.Makna kedaulatan rakyat
a.pengertian kedaulatan
kedaulatan rakyat berasal dari bahasa latin supermus?supermus artinya yang tertinggi.dalam bahasa inggris disebutkan yang maksudnya juga kedaulatan.didalam bahasa arab kedaulatan berasal dari kata daulah?daulat yang artinya kekuasan atau dinasti pemerintahan.
Kedaulatan suatu negara meliputi dua macam,yaitu:
1.kedaulatan kedalam,artinya kekuasan tertinggi dari suatu negara untuk mengatur anggaran rumah tangga
2.kedaulatan keluar,artinya kekuasan tertinggi suatu negara untuk mengadakan hubungan dengan negara lain .

B.DEWAN PERWAKILAN RAKYAT(DPR)
Sebagai indikator negara demokrasi yaitu adanya pemilihan umum yang dilakukan secara rutin,dimana rakyat bebas memilih wakil-wakilnyayang duduk dilembaga perwakilan.

C.DEWAN PERWAKILAN DAERAH(DPD)
Terjadinya perubahan uud 1945 melahirkan lembaga perwakilan baru dalam struktur ketataneggaran kita yaitu dewan perwakilan daerah (DPD)sebagaimana tercantum pasal 22c dan pasal 22d.dewan perwakilan daerah ini merupakan lembaga perwakilan berdasarkan wilayah/daerah.

3.Tujuan umum partai politik:
a.mewujudkan cita-cita nasional bangsa indonesia sebagimana dimaksud dalam penbukaan UUD1945
b.Menegembangkan kehidupan demokratis berdasarkan pancasila dengan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam negara kesatuan republik indonesia .
c.mewujudkan kesejahtraan bagi seluruh rakyat indonesia

partai politik berfungsi sebagai:
a.pendidikan politik bagi anggotanya dan masyarakat luar agar menjadi warga negara republik indonesia yang sadr akan hak dan kewajibanya dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara
b.penciptaan iklim yang kondusif serta sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa untuk mensejahtrkan masyarakat.
c.penyerap,penghimpun dan penyalur aspirasi politik masyarakat secara konstitusional
d partisipasi politik warga negara
e.rekruktmen politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilamn gender.

MASA DEMOKRASI TERPIMPIN 1995-1965
Pada masa demokrasi terpimpin kehidupan politik ternyata tidak lebih baik dari pada demokrasi liberal sebelumnya.pada masa ini presiden lebih baik dari pada masa demokrasi liberal sebelumnya

CNC

1.DASAR-DASAR PEMOGRAMAN (CNC TU2A)

N : Nomor pemograman
G : Fungsi G (m)
X : Eretan melintang
Z : Eretan memanjang

Fungsi G/m
G 00 : Gerakan cepat
G 01 : Interpolasi lurus/pemakanan lurus
G 02 : Gerakan melingkar searah jarum jam
G 03 : Gerakan melingkar berlawanan arah jarum jam
G 04 : Waktu tinggal diam
G 21 : Blok kosong
G 24 : Penempatan lurus pada pemograman harga absolute
G 25/m 12 : Teknik sub program
G 27 : Perintah melompat

PEMOTONGAN ULIR
G 33 : Pemotongan ulir dengan kisar tetap sama
G 64 : Motor asutan tak berarus
G 65 : Pelayanan kaset
G 66 : Pelayanan antar aparat RS 232
G 73 : Siklus pemboran dengan pemutusan tatal
G 78 : Siklus penguliran
G 81 : Siklus pemboran
G 82 : Siklus pemboran dengan tinggal diam
G 83 : Siklus pemboran dengan penarikan
G 84 : Siklus pemboran memanjang
G 85 : Siklus pereameran
G 86 : Siklus pengaluran
G 88 : Siklus pembubutan melintang
G 89 : Siklus pereameran dan tinggal diam
G 90 : Pemograman harga absolute
G 91 : Pemograman harga inkremental
G 94 : Penempatan kecepatan asutan
G 95 : Penempatan ukuran asutan

TEKNIK GERINDA
BAB I
PEMELIHARAAN MESIN
Dan
KESELAMATAN KERJA

A. Pemeliharaan mesin dan peralatannya
Pemeliharaan mesin dan peralatannya dilakukan supaya kondisi mesin dan peralatan yang digunakan bisa awet dan tahan lama. Hal — hal yang menyangkut pemeliharaan mesin dan peralatan yang harus dilakukan. adalah sebagai berikut:
a) Membersihkan mesin pada saat akan mulai bekerja dan pada saat selesai bekerja.
b) Check kondisi tombol — tombol pada mesin apakah berfungsi dengan baik.
c) Check fungsi dan penghisap debu atau pompa cooling apakah bekeja dengan baik (jika ada).
d) check kondisi lampu pada mesin apakah berfungsi dengan baik.
e) Pada saat digunakan table mesin harus dalam keadaan tertutup.
f) Pengencangan baut pengunci sekencangnya saja.
g) Olesi dengan oli pada bagian-bagian yang terbuka dan mudah berkarat.
h) Simpan alat-alat yang tidak digunakan dan olesi dengan oli.


B. Keselamatan kerja
a) Batu Gerinda
Sesuaikan batu gerinda dengn material yang akan digerinda.
Periksa batu gerinda dari kerusakan (visual / sound test )
Pencekaman batu gerinda harus benar.
Periksa kesetimbangan batu gerinda (batu gerinda harus balance)
Periksa eksentrisitas batu gerinda ( truing dan dressing )
Gunakan cutting speed yang direkomendasikan.
b) Mesin gerinda
Kuasai operasi penggunaan mesin gerinda.
Untuk pengerindaan kering, mesin gerinda harus dilengkapi dengan penghisap debu.
Untuk pengerindaan basah mesin gerinda harus dilengkapi dengan pompa pendingin.
 Untuk mesin gerinda bangku ( pedestal grinder ) jarak antara batu gerinda dan meja harus disetel sedekat mungkin ( maksimal 2mm )
c) Operator
Jangan menyentuh batu gerinda yang sedang berputar.
Pakailah kacamata pelindung.
Pakailah masker pelindung pernapasan.
Rambut tidak boleh panjang.
Kuku tidak boleh panjang.
Bila perlu gunakan topi pelindung.
TEKNIK FRAIS
Mesin Frais atau Milling Machine adalah suatu alat yang digunakan untuk mengambil tatal-tatal dari benda kerja dengan menggunakan alat potong yang berupa cutter/pisau yang berputar dan mempunyai banyak sisi potong. Namun tidak menutup kemungkinan hanya menggunakan sisi potong tunggal.
Gerakan-gerakan dalam Milling, antara lain : Gerakan berputar pada spindle sumbu utama, Gerakan pengikatan, gerakan pemakanan dan gerakan penyayatan.
Karena menggunakan gerakan utama berputar, maka untuk mencari kecepatan putaran mesin sama dengan mencari putaran mesin pada mesin bubut yakni : Vc (cutting Speed (satuan dalam m/menit)) = [phi x D (diameter cutter pada frais/BK pada bubut( satuan dalam mm)) x n (putaran mesin dalam rpm atau 1/menit)]/1000.

Jenis roda gigi starter pinion adalah:

a. Jenis Ratchet
Pada jenis ini roda gigi starter pinion selalu saling berhubungan (constant mesh) dan bebas berputar bersama dengan roda gigi starter pada poros konter, apabila pedal kick starter ditekan maka ratchet (roda pawl) akan bergeser ke arah roda gigi pinion dan merapat.

Akibatnya tenaga putaran poros starter disalurkan melalui ratchet ke roda gigi starter pinion untuk menggerakkan roda gigi starter pada poros engkol. Bergesernya ratchet saat poros starter berputar adalah akibat dari jalur-jalur pada poros yang berbentuk "helical".

Ratchet adalah suatu alat yang bergigi dan berpasangan dimana apabila saling bersentuhan, meneruskan pergerakkanya ke arah perputaran tertentu, dan tidak meneruskan pergerakkanya ke arah perputaran yang
berlawanan dengannya.



b. Jenis slide pinion
Pada jenis ini rode gigi pinion dalam keadaan bebas tidak saling bersemuhan dengan roda gigi starter pada poros konter, saat pedal kick starter ditekan, roda gigi pinion akan bergeser dan akan saling berhubungan dengan roda gigi starter pada poros konter
TEKNIK BUBUT DASAR
1.BAGIAN BAGIAN UTAMA MESIN BUBUT

KEPALA LEPAS
1.Tempat dudukan center putar
2.Tempat dudukan center tetap
3.Tempat dudukan cak bor
4.Penyangga benda kerja

KEPALA TETAP
1.Tempat dudukan cak
2.Spindle utama
3.Tempat dudukan handel-handel putaran mesin dan oprasional mesin

2.ALAT-ALAT PENDUKUNG
1.Pahat
-pahat rata kiri dan kanan
-pahat dalam
-pahat alur segi empat
-pahat ulir dan ulir dalam
2.Center putar
3.Center tetap
4.Center kacamata jalan
5.Kunci cak
6.Kunci tool post(rumah pahat)
7.Center drill
8.Caddog(pembawa)

3.PERHITUNGAN KECEPATAN PUTARAN PADA MESIN BUBUT

Rumus :
N = 1000.cs/v
/pie.D

N : Jumlah putaran permenit (RPM)
V/cs : Cutting speed/kecepatan potong
D : Diameter benda kerja
pie : Konstanta
M : Valensi dari m->mm

4.TIRUS
Tirus adalah komponen mesin yang lulus dan sejajar yang mempunyai selisih diameter antara alas dan puncak.

FUNGSI TIRUS
1.Sebagai sambungan yang mudah dibuka dipasang
2.Sambungan perantara dan sambungan tetap

TIGA CARA PEMBUATAN TIRUS
1.Dengan pergeseran kepala lepas
2.Denga pergeseran eretan atas
3.Dengan perlengkapan tirus/taporatachement
TEKNIK LAS DASAR

a. Prinsip las listrik
Penyambungan dua buah logam atau lebih menjadi satu dengan jalan pelelehan atau pencarian dengan busur nyala listrik sebagai smber panasnya.penggunaan tenaga listrik sebagai sunber nyalanya dibagi menjadi dua yaitu
1. Las tahanan listrik
2. Las busur nyala listrik
Las tahanan listrik adalah proses pengelasan yang di lakukan dengan cara mengalirkan arus listrik melalui bidang-bidang atau permukaan benda kerja yang akan di sambung atau di las.tahanan yang di timbul akan oleh arus listrik pada bidang-bidang sentuh akan menimbulkan panas dan berguna mencairkan permukaan sambung.
Jadi,tekanan yang diberikan antara kedua bahan kerja akan menimbulkan paduan antara dua buah yang disambung.
Sedangkan las busur nyala listrik merupakan pengelasan yang di lakukan dengan jalan mengubah arus listrik menjadi panas untuk melelehkan atau mencairkan permukaan benda yang akan disambung dan membangkitkan busur nyala listrik melalui elektroda.
Proses terjadinya arus listrik ini diakibatka perbedaan tegangan listrik antara kedua kutub yaitu kerja dan elektroda.perbedaan tegangan inin disebut tegangan nyala busur.
Besar tengangan ini antara 20 volt dan 40 volt
b. Elektroda
Elektroda merupakn bagian terpenting dalam las busur listrik.selama pengelasan elektroda akan habis pada saat berlansungnya pengelasan.jenis elektroda akan mempengaruhi pengelasan, maka itu pemilihan dan jenis elekroda haruslah tepat.berdasrkan selaput pelindungnya dibedakan menjadi 2 macam yaitu elektroda polos dan elektroda berselaput.
Elektroda berselaput ini terdiri dari bangian inti dan pelindung atau fluks.pelapisan fluks dapt dilakukakn dngan cara di semprot,celup atau destrusi.tujuan di buatnya fluks ini agar pada saat elektroda terbkar akan menghasilkan gas co2 dengan tujuan melindungi cairan las,busur listrik dari oksigen yang dapat mengalami bahan las mengalami oksidasi sehingga akan mempengaruhi sifat mekanisme dari logam las.
Jadi selaput elektroda mempunyai fungsi-fungsi antara lain :
1.Mencegah terbentuknya oksida-oksida dan nitrad logam sewaktu proses pengelasan berlansung.
2. Membuat torak pelindung sehingga dapat mengurangi kecepatan pendingin ,dengan tujuan agar benda kerja yang dilas tidak mengalami getas atau rapuh.
3. Memberikan sifat2 khusus terhadap hasil las-lasan dengan cara menambah zat-zat tertentu yang terkandung dalam selaput.
4. Menstabilkan terjadinya busur api dan mengarahkan nyala busur api sehingga mudah di control.
Oleh karena pemilihan jenis elektroda haruslah tepat dengan memperhatikan sebagai berikut.
• Jenis logam yang akan di las
• Tebal bahan yang akan di las
• Kekuatan mekanis yang di harapkan dari hasil pengelasan
• Posisi pengelasan dan
• Bentuk kampuh benda kerja



TEKNIK PENGELASAN

Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang kontinyu.

Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam kontruksi sangat luas, meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan, pipa pesat, pipa saluran dan sebagainya.

Disamping untuk pembuatan, proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi misalnya untuk mengisi nlubang-lubang pada coran. Membuat lapisan las pada perkakas mempertebal bagian-bagian yang sudah aus, dan macam –macam reparasi lainnya.

Pengelasan bukan tujuan utama dari kontruksi, tetapi hanya merupakan sarana untuk mencapai ekonomi pembuatan yang lebih baik. Karena itu rancangan las dan cara pengelasan harus betul-betul memperhatikan dan memperlihatkan kesesuaian antara sifat-sifat lasdengan kegunaan kontruksi serta kegunaan disekitarnya.

Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana, tetapi sebenarnya didalamnya banyak masalah-masalah yang harus diatasi dimana pemecahannya memerlukan bermacam-macam penngetahuan.

Karena itu didalam pengelasan, penngetahuan harus turut serta mendampingi praktek, secara lebih bterperinci dapat dikatakan bahwa perancangan kontruksi bangunan dan mesin dengan sambungan las, harus direncanakan pula tentang cara-cara pengelasan. Cara ini pemeriksaan, bahan las, dan jenis las yang akan digunakan, berdasarkan fungsi dari bagian-bagian bangunan atau mesin yang dirancang.

Berdasarkan definisi dari DIN (Deutch Industrie Normen) las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas. Pada waktu ini telah dipergunakan lebih dari 40 jenis pengelasan termasuk pengelasan yang dilaksanakan dengan cara menekan dua logam yang disambung sehingga terjadi ikatan antara atom-atom molekul dari logam yang disambungkan.klasifikasi dari cara-cara pengelasan ini akan diterangkan lebih lanjut.

Pada waktu ini pengelasan dan pemotongan merupakan pengelasan pengerjaan yang amat penting dalam teknologi produksi dengan bahan baku logam. Dari pertama perkembangannya sangat pesat telah banyak teknologi baru yang ditemukan. Sehingga boleh dikatakan hamper tidak ada logam yang dapat dipotong dan di las dengan cara-cara yang ada pada waktu ini.

Dalam bab ini akan diterangkan beberapa cara penngelasan dan pemotongan yang telah banyak digunakan sedangkan penerapannya dalam praktek akan diterangkan dalam bab-bab yang lain.

KLASIFIKASI CARA-CARA PENGELASAN DAN PEMOTONGAN

Sampai pada waktu ini banyak sekali cara-cara pengklasifikasian yang digunakan dalam bidang las, ini disebabkan karena perlu adanya kesepakatan dalam hal-hal tersebut. Secara konvensional cara-cara pengklasifikasi tersebut vpada waktu ini dapat dibagi dua golongan, yaitu klasifikasi berdasarkan kerja dan klasifikasi berdasarkan energi yang digunakan.

Klasifikasi pertama membagi las dalam kelompok las cair, las tekan, las patri dan lain-lainnya. Sedangkan klasifikasi yang kedua membedakan adanya kelompok-kelompok seperti las listrik, las kimia, las mekanik dan seterusnya.

Bila diadakan pengklasifikasian yang lebih terperinci lagi, maka kedua klasifikasi tersebut diatas dibaur dan akan terbentuk kelompok-kelompok yang banyak sekali.

Diantara kedua cara klasifikasi tersebut diatas kelihatannya klasifikasi cara kerja lebih banyak digunakan karena itu pengklasifikasian yang diterangkan dalam bab ini juga berdasarkan cara kerja.

Berdasrkan klasifikasi ini pengelasan dapat dibagi dalam tiga kelas utama yaitu : pengelasan cair, pengelasan tekan dan pematrian.

1. Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau sumber api gas yang terbakar.
2. pengelasan tekan adalah pcara pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan kemudian ditekan hingga menjadi satu.
3. pematrian adalah cara pengelasan diman sambungan diikat dan disatukan denngan menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah. Dalam hal ini logam induk tidak turut mencair.

Pemotongan yang dibahas dalam buku ini adalah cara memotong logam yang didasarkan atas mencairkan logam yang dipotong. Cara yang banyak digunakan dalam pengelasan adalah pemotongan dengan gas oksigen dan pemotongan dengan busur listrik.

Pengelasan yang paling banyak ndigunakan pada waktu ini adalah pengelasan cair dengan busur gas. Karena itu kedua cara tersebut yaitu las busur listrik dan las gas akan dibahas secara terpisah. Sedangkan cara-cara penngelasan yang lain akan dikelompokkan dalam satu pokok bahasan. Pemotongan, karena merupakan masalah tersendiri maka pembahasannya juga dilakukan secara terpisah.

Dibawah ini klasifikasi dari cara pengelasan :
a) Pengelasan cair

Ø Las gas
Ø Las listrik terak
Ø Las listrik gas
Ø Las listrik termis
Ø Las listrik elektron
Ø Las busur plasma
b) Pengelasan tekan

Ø Las resistensi listrik
Ø Las titik
Ø Las penampang
Ø Las busur tekan
Ø Las tekan
Ø Las tumpul tekan
Ø Las tekan gas
Ø Las tempa
Ø Las gesek
Ø Las ledakan
Ø Las induksi
Ø Las ultrasonic
c) Las busur

Ø Elektroda terumpan
d) Las busur gas

Ø Las m16
Ø Las busur CO2
e) Las busur gas dan fluks

Ø Las busur CO2 dengan elektroda berisi fluks
Ø Las busur fluks
ü Las elektroda berisi fluks
ü Las busur fluks
o Las elektroda tertutup
o Las busur dengan elektroda berisi fluks
o Las busur terendam
ü Las busur tanpa pelindung
o Elektroda tanpa terumpan
ü Las TIG atau las wolfram gas

A. LAS BUSUR LISTRIK

Las busur listrik atau pada umumnya disebut las listrik termasuk suatu proses penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Jadi surnber panas pada las listrik ditimbulkan oleh busur api arus listrik, antara elektroda las dan benda kerja.

Benda kerja merupakan bagian dari rangkaian aliran arus listrik las. Elektroda mencair bersama-sama dengan benda kerja akibat dari busur api arus listriik.

Gerakan busur api diatur sedemikian rupa, sehingga benda kerja dan elektroda yang mencair, setelah dingin dapat menjadi satu bagian yang sukar dipisahkan.

Jenis sambungan dengan las listrik ini merupakan sambungan tetap.
Penggolongan macam proses las listrik antara lain, ialah :

1. Las listrik dengan Elektroda Karbon, misalnya :
aLas listrik dengan elektroda karbon tunggal
bLas listrik dengan elektroda karbon ganda.
Pad alas listrik dengan elektroda karbon, maka busur listrik yang terjadi diantara ujung elektroda karbon dan logam atau diantara dua ujung elektroda karbon akan memanaskan dan mencairkan logam yang akan dilas. Sebagai bahan tambah dapat dipakai elektroda dengan fluksi atau elektroda yang berselaput fliksi.
Las Listrik dengan Elektroda Logam, misalnya :
Las listrik dengan elektroda berselaput,
Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas),
Las listrik submerged.
Las listrik dengan elektroda berselaput
Las listrik ini menggunakan elektroda berelaput sebagai bahan tambahan.

Las Listrik TIG
Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas = Tungsten Gas Mulia) menggunakan elektroda wolfram yang bukan merupakan bahan tambah. Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda wolfram dan bahan dasar merupakan sumber panas, untuk pengelasan. Titik cair elektroda wolfram sedemikian tingginya sampai 3410° C, sehingga tidak ikut mencair pada saat terjadi busur listrik.
Tangkai listrik dilengkapi dengan nosel keramik untuk penyembur gas pelindung yang melindungi daerah las dari luar pada saat pengelasan.
Sebagian bahan tambah dipakai elektroda tampa selaput yang digerakkan dan didekatkan ke busur yang terjadi antara elektroda wolfram dengan bahan dasar.
Sebagi gas pelindung dipakai argin, helium atau campuran dari kedua gas tersebut yang pemakainnya tergantung dari jenis logam yang akan dilas.
Tangkai las TIG biasanya didinginkan dengn air yang bersirkulasi.

Penyedia arus
Pengembali air pendingi,
Penyedia air pendingin,
Penyedia gas argon,
Lubang gas argon ke luar,
Pencekam elektroda,
Moncong keramik atau logam,
Elektroda tungsten,
Semburan gas pelindung.
Las Listrik Submerged
Las listrik submerged yang umumnya otomatis atau semi otomatis menggunakan fluksi serbuk untuk pelindung dari pengaruh udara luar. Busur listrik di antara ujung elektroda dan bahan dasar di dalam timnunan fluksi sehingga tidak terjadi sinar las keluar seperti biasanya pada las listrik lainya. Operator las tidak perlu menggunakan kaca pelindung mata (helm las).
Pada waktu pengelasan, fluksi serbuk akan mencir dan membeku dan menutup lapian las. Sebagian fluksi serbuk yang tidak mencair dapat dipakai lagi setelah dibersihkan dari terak-terak las.
Elektora yang merupakan kawat tampa selaput berbentuk gulungan (roll) digerakan maju oleh pasangan roda gigi yang diputar oleh motor listrik ean dapat diatur kecepatannya sesuai dengan kebutuhan pengelasan.

B. Arus Listrik
Arus Searah ( DC = Direct Current )
Pada arus ini, elektron-elektron bergerak sepanjang penghantar hanya dalam satu arah.
TEKNIK GAMBAR


“Baut + Mur” dlm gambar teknik
Baut dan Mur merupakan komponen teknik yang paling banyak digunakan dalam bidang konstruksi logam, baik untuk sipil, otomotif maupun permesinan. Komponen ini memiliki fleksibilitas dan kekuatan yang dapat diandalkan dan mudah dalam pemasangan/penggunaan, selain itu harganya juga cukup murah dan sangat mudah didapatkan. Baut dan Mur yang banyak digunakan adalah dalam satuan Metrik (60°) dalam pembuatan dratnya.

Cara penggambaran/simbol Baut dan Mur dalam gambar teknik:





Penulisan panjang baut untuk Hex Pocket dan Hexagon Bolt adalah panjang drat/ulirnya saja sedangkan kepala baut tidak diukur, untuk baut Versing dan Alen Screw panjang totalnya yang dipakai. Lihat dimensi l dalam table dibawah ini.
Ini adalah data teknis baut yang banyak dipakai secara umum:

Avenged Sevenfold-seize the day